Presiden RI dan Busana Adat Daerah Nusantara

Oleh : Ira Indrawardana, S.Sos., M.Si
(Antropolog UNPAD)
Sejak Presiden Joko Widodo menjabat sebagai Presiden RI yang ke-7, memiliki ciri khas selalu mengenakan busana adat daerah Nusantara setiap acara resmi kenegaraan, diantaranya setiap Pidato Kenegaraan pada tanggal 16 Agustus menjelang peringatan Hari Kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus. Bahkan setiap peringatan Kemerdekaan RI pun Jokowi panggilan akrab Presiden RI yang ke-7 ini selalu mengenakan pakaian tradisi adat daerah Nusantara secara bergantian.
Beragam busana tradisi adat daerah Nusantara merupakan salah satu busana kebanggaan bangsa Indonesia, Ragam corak, motif gambar, warna, bahan asesoris, filosaofis dan unsur nilai-nilai agung dibalik busana tersebut tidak semua orang memahaminya. Busana tradisi adat Nusantara yang beragam itu, sesungguhnya beragam pula ciri kekhasan tiap sub daerah etniknya pula. Keragaman busana tiap sub etnik itu pun sebagai gambaran betapa kayanya nilai-nilai luhur peradaban bangsa ini, bangsa Indonesia. Kebaradaan busana tradisi adat daerah Nusantara yang menjadi pula ciri identitas sekaligus jati diri masyarakat dan kebudayaan tiap daerah yang terbentang dari Sabang sampai Merauke, dari Sangir Talaud sampai pulau Rote, sebagai bukti bahwa kekayaan budaya bangsa Indonesia tak tertandingi oleh bangsa manapun sejak dahulu kala. Kekayaan budaya yang dimaksud adalah kekayaan budaya dan pengetahuan lokal yang sarat dengan kearifan lokalnya yang kemudian terjalin harmoni dan mengkristal menjadi nilai-nilai dasar Ideologi Bangsa Indonesia, Pancasila.
Setiap busana tradisi adat daerah Nusantara, diantaranya mengandung nilai-nilai, keagungan, keluhuran budi, kebersahajaan, kedekatan dengan alam, religius, kekuatan dan kepribadian yang teguh terhadap budaya bangsanya. Hal-hal demikian karena tentunya busana tradisi adat daerah Nusantara terdiri dari busana yang biasa atau umum digunakan oleh hamba sahaya atau rakyat biasa, ada busana yang digunakan khusus untuk berbagai orang adat dengan peran kesadaran masing-masing, ada pakaian tradisi adat yang khusus untuk digunakan para petinggi atau elit kerajaan atau elite sesepuh keadatan dan sebagainya. Kesemua itu menggambarkan bahwa berbusana daerah akan mencerminkan pula keragaman struktur sosial dan aturan keadatan yang berkembang dalam khasanah kebudayaan Wastra Nusantara.
Selain itu pula, dengan mengenal dan mempelajari pengetahuan busana tradisi adat daerah Nusantara, juga kita bisa mengetahui dan lebih dalam memahami bahwa busana tradisi adat daerah Nusantara pun menghormati perbedaan gender, menghormati derajat kaum perempuan sama halnya terhadap.kaum laki-laki. Selain itu dalam busana daerah terdapat pula kandungan hukum adat yang bisa kita ketahui manakala busana dan segenap unsurnya digunakan pada setiap acara dan upacara adat mulai dari kelahiran, perkawinan, kesukacitaan hingga kedukaan dan kematian. Oleh karenanya dengan peristiwa seringnya Presiden Jokowidodo menggunakan berbagai Busana Tradisi Adat Daerah Nusantara, bisa diartikan mengajak dan mengingatkan kepada seluruh rakyat bangsa Indenesia untuk kembali mengenal, mempelajari, memahami, menghayati dan menggunakan busana tradisi adat daerah Nusantara sebagai suatu kebanggan dan penghormatan kepada para leluhur bangsa Nusantara yang telah mewariskan budaya luhur nan agung ini. Karena hanya bangsa yang besar dan berkepribadian kebangsaan yang kokoh atau memiliki jatidiri kebangsaan jika mereka menghargai dan menggunakan khasanah kebudayaan bangsanya sendiri. Seperti halnya "pepatah Bung Karno" bahwa bangsa Indonesia akan maju dan menjadi bangsa besar jika rakyatnya "berdikari atau berdiri diatas kaki sendiri" yang tiada lain bisa diterjemahkan "berdiri dan tumbuh berkembang dengan kebudayaan bangsanya sendiri, Kebudayaan Nusantara atau Indonesia yang terdiri dari beragam budaya etnik atau adat daerahnya.
Pada perhelatan pidato kenegaraan tahun ini, tanggal 16 Agustus 2021, Presiden Jokowi menggunakan busana adat Kanekes sebagai masyarakat "indigenous People" atau masyarakat adat asli yang masih eksis keberadaannya dan mengukuhi hukum-hukum adat budaya leluhurnya secara kukuh di daerah Banten. Suku Kanekes atau awam mengenal pula sebagai Suku Baduy adalah sekolompok etnitas suku bangsa di Indonesia yang hingga kini masih menganut agama leluhur aslinya yang dikenal umum dengan sebutan Agama Sunda Wiwitan, ada pula yang menyebutnya dengan sebutan Agama Selam Wiwitan. Apapun sebutan dari sistem keyakinan mereka, masyarakat Kenekes ini sebagai bagian dari seluruh warga bangsa Indonesia yang masih mengukuhi sistem keyakinan atau keagamaan asli leluhur Nusantara. Karena tentunya di bumi Pertiwi Nusantara ini masih banyak terdapat entitas adat suku bangsa yang masih mengukuhi sistem keyakinan asli leluhurnya seperti Sunda Wiwitan, Parmalim, Pamena, Marapu, Kaharingan, Aluk To Dolo, Patungtung, Kapitayan, Saminisme dan sebagainya. Tentunya selain mereka mengukuhi ajaran keyakinan mereka, juga terimplemnetasi dalam penggunaan busana khas adat masing-masing yang masih mereka gunakan hingga saat ini. Oleh karena itu ketika Presiden RI Joko Widodo kali ini menggunakan busana tradisi adat leluhur Kanekes, bisa diasumsikan sebagai pengakuan atas eksistensi terhadap sistem keyakina asli leluhur Nusantara yang sejajar demgan sistem keagamaan lainnya yang berasal dari luar bangsa Nusantara.
16 Agustus 2021
(Antropolog UNPAD)
Sejak Presiden Joko Widodo menjabat sebagai Presiden RI yang ke-7, memiliki ciri khas selalu mengenakan busana adat daerah Nusantara setiap acara resmi kenegaraan, diantaranya setiap Pidato Kenegaraan pada tanggal 16 Agustus menjelang peringatan Hari Kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus. Bahkan setiap peringatan Kemerdekaan RI pun Jokowi panggilan akrab Presiden RI yang ke-7 ini selalu mengenakan pakaian tradisi adat daerah Nusantara secara bergantian.
Beragam busana tradisi adat daerah Nusantara merupakan salah satu busana kebanggaan bangsa Indonesia, Ragam corak, motif gambar, warna, bahan asesoris, filosaofis dan unsur nilai-nilai agung dibalik busana tersebut tidak semua orang memahaminya. Busana tradisi adat Nusantara yang beragam itu, sesungguhnya beragam pula ciri kekhasan tiap sub daerah etniknya pula. Keragaman busana tiap sub etnik itu pun sebagai gambaran betapa kayanya nilai-nilai luhur peradaban bangsa ini, bangsa Indonesia. Kebaradaan busana tradisi adat daerah Nusantara yang menjadi pula ciri identitas sekaligus jati diri masyarakat dan kebudayaan tiap daerah yang terbentang dari Sabang sampai Merauke, dari Sangir Talaud sampai pulau Rote, sebagai bukti bahwa kekayaan budaya bangsa Indonesia tak tertandingi oleh bangsa manapun sejak dahulu kala. Kekayaan budaya yang dimaksud adalah kekayaan budaya dan pengetahuan lokal yang sarat dengan kearifan lokalnya yang kemudian terjalin harmoni dan mengkristal menjadi nilai-nilai dasar Ideologi Bangsa Indonesia, Pancasila.
Setiap busana tradisi adat daerah Nusantara, diantaranya mengandung nilai-nilai, keagungan, keluhuran budi, kebersahajaan, kedekatan dengan alam, religius, kekuatan dan kepribadian yang teguh terhadap budaya bangsanya. Hal-hal demikian karena tentunya busana tradisi adat daerah Nusantara terdiri dari busana yang biasa atau umum digunakan oleh hamba sahaya atau rakyat biasa, ada busana yang digunakan khusus untuk berbagai orang adat dengan peran kesadaran masing-masing, ada pakaian tradisi adat yang khusus untuk digunakan para petinggi atau elit kerajaan atau elite sesepuh keadatan dan sebagainya. Kesemua itu menggambarkan bahwa berbusana daerah akan mencerminkan pula keragaman struktur sosial dan aturan keadatan yang berkembang dalam khasanah kebudayaan Wastra Nusantara.
Selain itu pula, dengan mengenal dan mempelajari pengetahuan busana tradisi adat daerah Nusantara, juga kita bisa mengetahui dan lebih dalam memahami bahwa busana tradisi adat daerah Nusantara pun menghormati perbedaan gender, menghormati derajat kaum perempuan sama halnya terhadap.kaum laki-laki. Selain itu dalam busana daerah terdapat pula kandungan hukum adat yang bisa kita ketahui manakala busana dan segenap unsurnya digunakan pada setiap acara dan upacara adat mulai dari kelahiran, perkawinan, kesukacitaan hingga kedukaan dan kematian. Oleh karenanya dengan peristiwa seringnya Presiden Jokowidodo menggunakan berbagai Busana Tradisi Adat Daerah Nusantara, bisa diartikan mengajak dan mengingatkan kepada seluruh rakyat bangsa Indenesia untuk kembali mengenal, mempelajari, memahami, menghayati dan menggunakan busana tradisi adat daerah Nusantara sebagai suatu kebanggan dan penghormatan kepada para leluhur bangsa Nusantara yang telah mewariskan budaya luhur nan agung ini. Karena hanya bangsa yang besar dan berkepribadian kebangsaan yang kokoh atau memiliki jatidiri kebangsaan jika mereka menghargai dan menggunakan khasanah kebudayaan bangsanya sendiri. Seperti halnya "pepatah Bung Karno" bahwa bangsa Indonesia akan maju dan menjadi bangsa besar jika rakyatnya "berdikari atau berdiri diatas kaki sendiri" yang tiada lain bisa diterjemahkan "berdiri dan tumbuh berkembang dengan kebudayaan bangsanya sendiri, Kebudayaan Nusantara atau Indonesia yang terdiri dari beragam budaya etnik atau adat daerahnya.
Pada perhelatan pidato kenegaraan tahun ini, tanggal 16 Agustus 2021, Presiden Jokowi menggunakan busana adat Kanekes sebagai masyarakat "indigenous People" atau masyarakat adat asli yang masih eksis keberadaannya dan mengukuhi hukum-hukum adat budaya leluhurnya secara kukuh di daerah Banten. Suku Kanekes atau awam mengenal pula sebagai Suku Baduy adalah sekolompok etnitas suku bangsa di Indonesia yang hingga kini masih menganut agama leluhur aslinya yang dikenal umum dengan sebutan Agama Sunda Wiwitan, ada pula yang menyebutnya dengan sebutan Agama Selam Wiwitan. Apapun sebutan dari sistem keyakinan mereka, masyarakat Kenekes ini sebagai bagian dari seluruh warga bangsa Indonesia yang masih mengukuhi sistem keyakinan atau keagamaan asli leluhur Nusantara. Karena tentunya di bumi Pertiwi Nusantara ini masih banyak terdapat entitas adat suku bangsa yang masih mengukuhi sistem keyakinan asli leluhurnya seperti Sunda Wiwitan, Parmalim, Pamena, Marapu, Kaharingan, Aluk To Dolo, Patungtung, Kapitayan, Saminisme dan sebagainya. Tentunya selain mereka mengukuhi ajaran keyakinan mereka, juga terimplemnetasi dalam penggunaan busana khas adat masing-masing yang masih mereka gunakan hingga saat ini. Oleh karena itu ketika Presiden RI Joko Widodo kali ini menggunakan busana tradisi adat leluhur Kanekes, bisa diasumsikan sebagai pengakuan atas eksistensi terhadap sistem keyakina asli leluhur Nusantara yang sejajar demgan sistem keagamaan lainnya yang berasal dari luar bangsa Nusantara.
16 Agustus 2021