Seni Tradisi Leluhur Nusantara

Oleh : Ira Indrawardana, S.Sos., M.Si
(Antropolog UNPAD)
Setiap budaya di Nusantara ini memiliki khasanah keragaman seni tradisi budayanya. Seni tradisi ini terbentuk dari proses perjalanan dinamika budaya dan kesejarahan yang sangat panjang. Secara antropologis seni tradisi budaya Nusantara ini terbagi dalam dua kategori yaitu seni tradisi kecil (the little tradition) atau juga suka disebut seni tradisi rakyat dan seni tradisi besar (the great tradition) atau seni tradisi yang berkembang di kalangan elite kerajaan yang suka disebut tradisi agung.
Terlepas dari dua konsep tradisi kecil atau tradisi besar tersebut, keduanya adalah tradisi leluhur Nusantara yang tidak terlepas dari inspirasi kealaman dan lingkungan alam sekitar dimana tradisi itu berkembang. Dalam hal ini berdasarkan pada pendekatan prinsip determinisme kebudayaan bahwa suatu kebudayaan terbentuk dan dipengaruhi oleh kondisi lingkungan alam sekitar. Sesungguhnya konteks dipengaruhi, bukan semata bersifat searah atau linier tetapi resiprok atau saling mempengaruhi dan saling berkaitan secara fisik lahiriah juga spiritual atau batiniah. Itulah mengapa kemudian seni-seni tradisi leluhur Nusantara menampakan unsur-unsur alamnya baik dari segi alat musik, pakaian atau busana dan asesorisnya, pola gerak dalam tariannya, unsur gambar atau simbol-simbol gambar dalam tubuh atau media lainnya, unsur suara musik atau lingual suara termasuk ungkapan syair bahasanya dan sebagainya.
Menyimak unsur-unsur detail dari ragam seni tradisi Nusantara tersebut, menunjukkan para leluhur Nusantara menciptakan seni tradisinya itu sebagai penghargaan, penghormatan, persembahan, pengagungan dan kebanggaan serta upaya pelestarian ikatan hubungan batin dengan alam Nusantara. Dengan demikian secara langsung atau tidak langsung bisa termaknai selintas bahwa antara seni tradisi Nusantara dan alam Nusantara memiliki keterkaitan yang mendalam. Dalam arti lain bahwa menghayati seni tradisi leluhur Nusantara sejatinya juga adalah menghayati keragaman flora dan fauna alam Nusantara dan kecintaan masyarakat Nusantara terhadap kelestarian alam Nusantara.
Itulah mengapa saat seni tradisi seni leluhur Nusantara ini dipergelarkan, biasanya mereka terikat dengan tradisi "sanduk-sanduk papalaku" (contoh etika dalam seni tradisi adat leluhur Sunda) atau tradisi "permit" atau ritual dan "ijin" dan berkomunikasi dengan "Sang Alam" dan termasuk di dalamnya dengan "Sang Maha Pencipta dan Penguasa Alam" berdasarkan kepercayaan dan pola ritus masing-masing tradisi kepercayaan pada masing-budaya spiritual adat leluhur Nusantara nya. Pada perkembangannya kemudian kadang suka dikombinasikan dengan pola doa dan ritual keagamaan "besar" non adat yang sudah mempengaruhi tradisi kepercayaan mereka (doa-doa agama sempit atau agama besar lainnya yang berasal dari luar tradisi kepercayaan lokal). Dalam hal ini, menunjukkan bahwa seni tradisi leluhur Nusantara juga sesungguhnya sarat dengan nilai-nilai religiusitas. Hal ini berdampak pada pembentukan sikap dan karakter kepribadian masyarakatnya yang selalu memiliki dan menghargai etika dan toleransi dalam hubungan atau berinteraksi dengan sesama yang berbeda budaya, dengan alam dan segenap benda dan makhluk yang nampak atau tidak nampak.
Menilik dari hal tersebut, alangkah elok jika pemerintah daerah dan pusat serta masyarakat umum bersama-sama membudayakan seni tradisi leluhur Nusantara ini dalam gerak dinamika perkembangan zaman, tanpa mengurangi nilai-nilai etika dan keadaban terhadap menjaga kelestarian alam dan menjaga keharmonisan dan ketentraman kehidupan antara hubungan manusia dengan alam sekitar. Selanjutnya memandang seni tradisi Nusantara (baik tradisi kecil atau tradisi besar) sebagai bagian upaya menumbuhkan kecintaan dan kesadaran setiap rakyat bangsa Nusantara sebagai bangsa yang besar dan kaya akan keluhuran budi dan etika keadaban leluhurnya (religius) para leluhurnya dan mewariskan kepada setiap generasi bangsa demi tetap terjaganya kelestarian alam Nusantara. Manakala dunia ini terus berubah dan mengalami degradasi lingkungan alam secara masif atau mengglobal, maka pembudayaan seni tradi leluhur Nusantara ini merupakan salah satu upaya dari perspektif "seni alam" yang mencoba mengajak dan mendorong motivasi setiap "penghayat seni tradisi leluhur Nusantara" untuk kembali tergerak menjaga keseimbangan ekosistem Nusantara dalam ikatan relasi lahiriah dan batiniah antara manusia/masyarakat nusantara, budaya Nusantara dan alam Nusantara.
16 Agustus 2021
(Antropolog UNPAD)
Setiap budaya di Nusantara ini memiliki khasanah keragaman seni tradisi budayanya. Seni tradisi ini terbentuk dari proses perjalanan dinamika budaya dan kesejarahan yang sangat panjang. Secara antropologis seni tradisi budaya Nusantara ini terbagi dalam dua kategori yaitu seni tradisi kecil (the little tradition) atau juga suka disebut seni tradisi rakyat dan seni tradisi besar (the great tradition) atau seni tradisi yang berkembang di kalangan elite kerajaan yang suka disebut tradisi agung.
Terlepas dari dua konsep tradisi kecil atau tradisi besar tersebut, keduanya adalah tradisi leluhur Nusantara yang tidak terlepas dari inspirasi kealaman dan lingkungan alam sekitar dimana tradisi itu berkembang. Dalam hal ini berdasarkan pada pendekatan prinsip determinisme kebudayaan bahwa suatu kebudayaan terbentuk dan dipengaruhi oleh kondisi lingkungan alam sekitar. Sesungguhnya konteks dipengaruhi, bukan semata bersifat searah atau linier tetapi resiprok atau saling mempengaruhi dan saling berkaitan secara fisik lahiriah juga spiritual atau batiniah. Itulah mengapa kemudian seni-seni tradisi leluhur Nusantara menampakan unsur-unsur alamnya baik dari segi alat musik, pakaian atau busana dan asesorisnya, pola gerak dalam tariannya, unsur gambar atau simbol-simbol gambar dalam tubuh atau media lainnya, unsur suara musik atau lingual suara termasuk ungkapan syair bahasanya dan sebagainya.
Menyimak unsur-unsur detail dari ragam seni tradisi Nusantara tersebut, menunjukkan para leluhur Nusantara menciptakan seni tradisinya itu sebagai penghargaan, penghormatan, persembahan, pengagungan dan kebanggaan serta upaya pelestarian ikatan hubungan batin dengan alam Nusantara. Dengan demikian secara langsung atau tidak langsung bisa termaknai selintas bahwa antara seni tradisi Nusantara dan alam Nusantara memiliki keterkaitan yang mendalam. Dalam arti lain bahwa menghayati seni tradisi leluhur Nusantara sejatinya juga adalah menghayati keragaman flora dan fauna alam Nusantara dan kecintaan masyarakat Nusantara terhadap kelestarian alam Nusantara.
Itulah mengapa saat seni tradisi seni leluhur Nusantara ini dipergelarkan, biasanya mereka terikat dengan tradisi "sanduk-sanduk papalaku" (contoh etika dalam seni tradisi adat leluhur Sunda) atau tradisi "permit" atau ritual dan "ijin" dan berkomunikasi dengan "Sang Alam" dan termasuk di dalamnya dengan "Sang Maha Pencipta dan Penguasa Alam" berdasarkan kepercayaan dan pola ritus masing-masing tradisi kepercayaan pada masing-budaya spiritual adat leluhur Nusantara nya. Pada perkembangannya kemudian kadang suka dikombinasikan dengan pola doa dan ritual keagamaan "besar" non adat yang sudah mempengaruhi tradisi kepercayaan mereka (doa-doa agama sempit atau agama besar lainnya yang berasal dari luar tradisi kepercayaan lokal). Dalam hal ini, menunjukkan bahwa seni tradisi leluhur Nusantara juga sesungguhnya sarat dengan nilai-nilai religiusitas. Hal ini berdampak pada pembentukan sikap dan karakter kepribadian masyarakatnya yang selalu memiliki dan menghargai etika dan toleransi dalam hubungan atau berinteraksi dengan sesama yang berbeda budaya, dengan alam dan segenap benda dan makhluk yang nampak atau tidak nampak.
Menilik dari hal tersebut, alangkah elok jika pemerintah daerah dan pusat serta masyarakat umum bersama-sama membudayakan seni tradisi leluhur Nusantara ini dalam gerak dinamika perkembangan zaman, tanpa mengurangi nilai-nilai etika dan keadaban terhadap menjaga kelestarian alam dan menjaga keharmonisan dan ketentraman kehidupan antara hubungan manusia dengan alam sekitar. Selanjutnya memandang seni tradisi Nusantara (baik tradisi kecil atau tradisi besar) sebagai bagian upaya menumbuhkan kecintaan dan kesadaran setiap rakyat bangsa Nusantara sebagai bangsa yang besar dan kaya akan keluhuran budi dan etika keadaban leluhurnya (religius) para leluhurnya dan mewariskan kepada setiap generasi bangsa demi tetap terjaganya kelestarian alam Nusantara. Manakala dunia ini terus berubah dan mengalami degradasi lingkungan alam secara masif atau mengglobal, maka pembudayaan seni tradi leluhur Nusantara ini merupakan salah satu upaya dari perspektif "seni alam" yang mencoba mengajak dan mendorong motivasi setiap "penghayat seni tradisi leluhur Nusantara" untuk kembali tergerak menjaga keseimbangan ekosistem Nusantara dalam ikatan relasi lahiriah dan batiniah antara manusia/masyarakat nusantara, budaya Nusantara dan alam Nusantara.
16 Agustus 2021