Keikutsertaan di dalam Kongres Kebudayaan Indonesia 2018
SEKILAS TENTANG KONGRES KEBUDAYAAN INDONESIA 2018
Kongres Kebudayaan Indonesia tahun 2018 merupakan perayaan 100 tahun Kongres Kebudayaan. Kongres Kebudayaan pertama kali diselenggarakan pada 1918. Sejak penyelenggaraan, Kongres Kebudayaan telah menjadi gelanggang perumusan arah kebudayaan yang bersemangatkan kedaulatan, kemandirian dan kepribadian. Kongres Kebudayaan Indonesia adalah platform dialog untuk mempertemukan harapan publik dengan tujuan republik. Di atas platform itu, harapan segenap publik bertukar-tangkap dengan lepas dan mengejawantah ke dalam tujuan pengelolaan kebudayaan bersama. Pengejawantahan itu adalah strategi kebudayaan, sebuah ikrar bersama untuk memajukan kebudayaan nasional dan mempertahankan tamansari keberagaman budaya Indonesia. Kongres ini merumuskan berbagai acuan berupa Strategi Kebudayaan yang akan diterapkan untuk masa 20 tahun kedepan dan menjadi acuan dalam pembangunan nasional.
Strategi kebudayaan nasional berangkat dari landasan konstitusi dan mencermati Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai titik tumpu imajinasi kebudayaan nasional masa depan. Dalam dokumen tersebut tertuang aspirasi tertinggi segenap rakyat Indonesia yang merupakan suatu visi kebangsaan: “Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur”. Untuk mencapai perwujudan dari visi tersebut, dijabarkanlah keempat misi bangsa Indonesia: (1) “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia”, (2) “memajukan kesejahteraan umum”, (3) “mencerdaskan kehidupan bangsa” dan (4) “melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”. Inilah misi dari adanya Negara Kesatuan Republik Indonesia, inilah misi utama dari Kongres ini.
Kami, Yayasan Duta Chakra Budaya memilih untuk berpartisipasi didalam Kongres Kebudayaan Indonesia 2018 ini karena Kongres Kebudayaan ini merupakan tonggak sejarah penting bagi lahirnya negara Indonesia. Karena seyogyanya Indonesia adalah sebuah bangsa yang dasar berdirinya adalah dialog antar budaya yang bersepakat untuk memajukan nasibnya sebagai satu bangsa merdeka. Selain itu, sepanjang kami ketahui Kongres Kebudayaan Indonesia ini merupakan salah satu yang tertua di dunia, UNESCO saja baru didirikan pada tahun 1945. Dengan demikian jelaslah bahwa masyarakat di bumi Nusantara telah lama sadar akan pentingnya kebudayaan dalam kehidupan manusia. Kesadaran akan kebudayaan ini baru diikuti oleh PBB, ketika dicanangkannya Kebudayaan sebagai kunci dalam Pembangunan Berkelanjutan pada tahun 2014. Maka dari itu merayakan 100 tahun Kongres Kebudayaan Indonesia ini menjadi sangat penting dan seharusnya menjadi kebanggan bagi masyarakat Indonesia di depan masyarakat dunia.
Bersama ini kami Yayasan Duta Chakra Budaya akan sepenuhnya berdiri tegak di tonggak ini, untuk kepentingan rakyat dan tanah air serta terciptanya pembangunan berkelanjutan di semesta dunia. Karena sesuai dengan hasil penelitian kami, bahwasanya tanah air inilah tempat dimana kebudayaan manusia pertama kali terlahir.
Kongres Kebudayaan Indonesia tahun 2018 merupakan perayaan 100 tahun Kongres Kebudayaan. Kongres Kebudayaan pertama kali diselenggarakan pada 1918. Sejak penyelenggaraan, Kongres Kebudayaan telah menjadi gelanggang perumusan arah kebudayaan yang bersemangatkan kedaulatan, kemandirian dan kepribadian. Kongres Kebudayaan Indonesia adalah platform dialog untuk mempertemukan harapan publik dengan tujuan republik. Di atas platform itu, harapan segenap publik bertukar-tangkap dengan lepas dan mengejawantah ke dalam tujuan pengelolaan kebudayaan bersama. Pengejawantahan itu adalah strategi kebudayaan, sebuah ikrar bersama untuk memajukan kebudayaan nasional dan mempertahankan tamansari keberagaman budaya Indonesia. Kongres ini merumuskan berbagai acuan berupa Strategi Kebudayaan yang akan diterapkan untuk masa 20 tahun kedepan dan menjadi acuan dalam pembangunan nasional.
Strategi kebudayaan nasional berangkat dari landasan konstitusi dan mencermati Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai titik tumpu imajinasi kebudayaan nasional masa depan. Dalam dokumen tersebut tertuang aspirasi tertinggi segenap rakyat Indonesia yang merupakan suatu visi kebangsaan: “Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur”. Untuk mencapai perwujudan dari visi tersebut, dijabarkanlah keempat misi bangsa Indonesia: (1) “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia”, (2) “memajukan kesejahteraan umum”, (3) “mencerdaskan kehidupan bangsa” dan (4) “melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”. Inilah misi dari adanya Negara Kesatuan Republik Indonesia, inilah misi utama dari Kongres ini.
Kami, Yayasan Duta Chakra Budaya memilih untuk berpartisipasi didalam Kongres Kebudayaan Indonesia 2018 ini karena Kongres Kebudayaan ini merupakan tonggak sejarah penting bagi lahirnya negara Indonesia. Karena seyogyanya Indonesia adalah sebuah bangsa yang dasar berdirinya adalah dialog antar budaya yang bersepakat untuk memajukan nasibnya sebagai satu bangsa merdeka. Selain itu, sepanjang kami ketahui Kongres Kebudayaan Indonesia ini merupakan salah satu yang tertua di dunia, UNESCO saja baru didirikan pada tahun 1945. Dengan demikian jelaslah bahwa masyarakat di bumi Nusantara telah lama sadar akan pentingnya kebudayaan dalam kehidupan manusia. Kesadaran akan kebudayaan ini baru diikuti oleh PBB, ketika dicanangkannya Kebudayaan sebagai kunci dalam Pembangunan Berkelanjutan pada tahun 2014. Maka dari itu merayakan 100 tahun Kongres Kebudayaan Indonesia ini menjadi sangat penting dan seharusnya menjadi kebanggan bagi masyarakat Indonesia di depan masyarakat dunia.
Bersama ini kami Yayasan Duta Chakra Budaya akan sepenuhnya berdiri tegak di tonggak ini, untuk kepentingan rakyat dan tanah air serta terciptanya pembangunan berkelanjutan di semesta dunia. Karena sesuai dengan hasil penelitian kami, bahwasanya tanah air inilah tempat dimana kebudayaan manusia pertama kali terlahir.
SEKILAS TENTANG PENYELENGGARAAN KKI 2018
Kongres ini dibuka dengan pemaparan sejarah terbentuknya UU Nomor 5 tahun 2017 tentang Strategi Pemajuan Kebudayaan. Dalam dialog yang kami hadiri didalam tema ini terlihat jelas bahwa semua kalangan mendukung UU ini karena, UU ini sangat mengedepankan Indonesia sebagai negara yang berbudaya, jauh dari keberpihakan politik, kepentingan ekonomi atau hal-hal lain yang sedang berkecambuk dimasyarakat saat ini. UU ini mencerminkan siapa masyarakat Indonesia, dan mengingatkan kembali sejarah dan tujuan lahirnya Indonesia, serta menetapkan langkah dalam menyongsong masa depan bagi Indonesia.
Selain pembahasan mengenai sejarah UU diatas, kegiatan juga diisi oleh pemaparan-pemaparan secara ilmiah tentang berbagai hal yang berkaitan dengan kebudayaan manusia diantaranya adalah pemaparan mengenai Anthropocene, Genetika nenek moyang Indonesia dan lain sebagainya. Layaknya perayaan kebudayaan, terdapat acara-acara lain selain diskusi diatas yang mengedepankan kebudayaan Indonesia dari berbagai kalangan masyarakat seperti pawai budaya, kesenian, melukis dan lain sebagainya.
Perumusan Strategi Kebudayaan dilakukan berkesinambungan selama kegiatan ini berlangsung bahkan rekomendasi tentang kebudayaan dari setiap kabupaten di Indonesia telah dihimpun jauh sebelum acara ini dimulai. Kongres ini menghasilkan berbagai perumusan Strategi Kebudayaan yang terlebih dahulu memaparkan sejarah kebudayaan Nusantara, lahirnya Indonesia, tantangan pemajuan kebudayaan, dan berbagai solusi untuk tantangan tersebut. Dala kongres ini tercetus, sebuah visi Pemajuan Kebudayaan Nasional yaitu : “Indonesia Bahagia berlandaskan keanekaragaman budaya yang mencerdaskan, mendamaikan dan menyejahterakan rakyat Indonesia seluruhnya.”
Visi ini diikuti dengan 7 agenda Strategi Kebudayaan yang mengejawantahkan bagaimana pemajuan kebudayaan Indonesia ini dapat terlaksana, sebagai berikut :
KESIMPULAN DAN ANALISA
Kongres Kebudayaan Indonesia ini bagi kami Yayasan Duta Chakra Budaya merupakan acara yang sangat penting untuk dihadiri. Kongres ini mengingatkan kami kembali dan memperkuat visi kami dalam memperjuangkan kebudayaan di dalam pembangunan berkelanjutan. Dan tanpa disadari nenek moyang kami pun berangkat dari Kongres Kebudayaan ini dalam melahirkan cita-cita Indonesia yang merdeka adil dan makmur. Disini, sekarang, kami sesungguhnya hanya melanjutkan visi mereka dan membawa kebudayaan tidak hanya menjadi kunci pembangunan di Indonesia tetapi dibelahan dunia lainnya. Karena kami semakin sadari bahwa kebudayaan adalah semua nilai dan pengetahuan dari umat manusia.
Didasari dengan kesadaran diatas kami mengikuti Kongres ini dengan seksama. Kami juga memberikan masukan kepada tim penyusun Strategi Kebudayaan dengan menyerahkan buku-buku hasil penelitian kami dan beberapa artikel dari PBB tentang kebudayaan yang sudah menjadi kunci dalam Pembangunan Berkelanjutan. Dengan masukan ini kami mengharapkan bahwa Indonesia melalui KKI ini dapat berperan penuh dalam menentukan arah peradaban dunia sesuai tujuan Strategi Kebudayaan didalam UU nomor 5 tahun 2017.
Kami sadari memang masih banyak yang harus dibenahi dan dilakukan agar visi kebudayaan ini tercapai, tetapi kami akan terus mendorong pemajuan kebudayaan kearah yang sebenarnya, yang holistic, membangun manusia, komunitas, masyarakat, dan lingkungan yang berkelanjutan.
Adapun sedikit koreksi kami yaitu mengenai Budaya Bahari yang di masukan kedalam agenda No. 2, ayat a, yang berisi sebagai berikut :
a. Melindungi dan mengembangkan nilai-nilai budaya bahari yang menjadi watak kebudayaan bangsa Indonesia
i. Mengungkapkan nilai-nilai budaya bahari melalui kajian- terhadap berbagai sumber informasi, termasuk di dalamnya sepuluh obyek pemajuan kebudayaan dan cagar budaya.
ii. Merevitalisasi nilai-nilai budaya bahari agar dapat menjadi inspirasi dan rujukan (referensi) bagi kebijakan pembangunan bangsa Indonesia.
Dalam sisi pandang penelitian kami, benar memang adanya atau bahkan lahirnya Budaya bahari di tanah Nusantara, tetapi selain Budaya bahari, Budaya agrikultur, atau kami sebut sebagai Kebudayaan Masyarakat Darat juga ada atau bahkan lahir di tanah air ini. Maka dari itu alangkah lebih baik jika kedua Budaya ini dimasukan kedalam strategi pembangunan bangsa, karena negara harus benar-benar mengerti siapakan atau apakah Budaya masyarakatnya, terlebih Indonesia didirikan berdasarkan kebudayaan yang majemuk. Kami khawatir jika Budaya bahari saja yang disebutkan maka akan terjadi kecemburuan dengan Budaya lain, yang dapat mengakibatkan perpecahan dalam negara kesatuan. Bagi masyarakat berbudaya hal ini sangat penting karena seyogyanya kebudayaan manusia tidak diciptakan oleh manusia tetapi lahir dari interaksi manusia dengan alamnya, maka dari itu adanya masyarakat berkebudayaan agrikultur merupakan sesuatu yang tidak dapat dirubah oleh manusia, apalagi oleh pemerintah. Maka dari itu dalam merumuskan kebijakan pembangunan bangsa Indonesia hendaknya dimasukan nilai-nilai dari kedua akar Budaya tersebut yaitu Budaya Bahari dan Budaya Agrikultur, agar kesimbangan terjadi dan memberikan kebahagiaan kepada semua pihak.
Analisa kedua kami, adalah kurangnya pembahasan mengenai keterkaitan kongres ini dengan mandate PBB yang menyatakan bahwa kebudayaan adalah kunci dalam Pembangunan Berkelanjutan. Sesungguhnya jika hal ini dibahas lebih dalam di Kongres Kebudayaan Indonesia, maka bukan tidak mungkin kita masyarakat Indonesia yang berbudaya menjadi kunci dalam menentukan arah peradaban dunia dalam kerangka Pembangunan Berkelanjutan. Disinilah seharusnya peran aktif masyarakat Indonesia dalam menegakan perdamaian dunia, melalui Kebudayaan.
Kedua hal diatas adalah masukan kami untuk Kongres Kebudayaan Indonesia selanjutnya. Kendati demikian, Kongres ini saja sudah menjadi sarana yang sangat nyata dalam menentukan arah pembangunan masyarakat Indonesia. Memang terdapat berbagai kekurangan tetapi kesadaran yang tinggi akan pentingnya kebudayaan di Indonesia terlihat jelas dalam Kongres ini, mengesampingkan segala kepentingan golongan untuk melangkah maju menyongsong masa depan sesuai visi dan cita-cita para pendahulu bangsa ini.
Sebagai penutup, kami Yayasan Duta Chakra Budaya akan tetap berdiri untuk mendorong pemajuan kebudayaan di berbagai bidang termasuk ilmu pengetahuan dan pembangunan manusia berkualitas untuk mendukung terlaksananya Strategi Pemajuan Kebudayaan yang dicanangkan dan agar kebudayaan benar nyata menjadi kunci dalam Pembangunan Berkelanjutan di dunia. Dengan demikian, kami semakin yakin bahwa arah, visi dan misi kami ini sudah sesuai dengan landasan lahirnya Indonesia dan arah peradaban dunia. Maka dari itu kami mengajak semua pihak untuk turut serta mendorong diri sendiri, masyarakat dan lingkungan untuk menjunjung kebudayaan. Karena pada hakekatnya kebudayaan lah yang membuat umat manusia memiliki nilai keluhuran yang berbeda dengan makhluk hidup lainnya di muka Bumi.
Kongres ini dibuka dengan pemaparan sejarah terbentuknya UU Nomor 5 tahun 2017 tentang Strategi Pemajuan Kebudayaan. Dalam dialog yang kami hadiri didalam tema ini terlihat jelas bahwa semua kalangan mendukung UU ini karena, UU ini sangat mengedepankan Indonesia sebagai negara yang berbudaya, jauh dari keberpihakan politik, kepentingan ekonomi atau hal-hal lain yang sedang berkecambuk dimasyarakat saat ini. UU ini mencerminkan siapa masyarakat Indonesia, dan mengingatkan kembali sejarah dan tujuan lahirnya Indonesia, serta menetapkan langkah dalam menyongsong masa depan bagi Indonesia.
Selain pembahasan mengenai sejarah UU diatas, kegiatan juga diisi oleh pemaparan-pemaparan secara ilmiah tentang berbagai hal yang berkaitan dengan kebudayaan manusia diantaranya adalah pemaparan mengenai Anthropocene, Genetika nenek moyang Indonesia dan lain sebagainya. Layaknya perayaan kebudayaan, terdapat acara-acara lain selain diskusi diatas yang mengedepankan kebudayaan Indonesia dari berbagai kalangan masyarakat seperti pawai budaya, kesenian, melukis dan lain sebagainya.
Perumusan Strategi Kebudayaan dilakukan berkesinambungan selama kegiatan ini berlangsung bahkan rekomendasi tentang kebudayaan dari setiap kabupaten di Indonesia telah dihimpun jauh sebelum acara ini dimulai. Kongres ini menghasilkan berbagai perumusan Strategi Kebudayaan yang terlebih dahulu memaparkan sejarah kebudayaan Nusantara, lahirnya Indonesia, tantangan pemajuan kebudayaan, dan berbagai solusi untuk tantangan tersebut. Dala kongres ini tercetus, sebuah visi Pemajuan Kebudayaan Nasional yaitu : “Indonesia Bahagia berlandaskan keanekaragaman budaya yang mencerdaskan, mendamaikan dan menyejahterakan rakyat Indonesia seluruhnya.”
Visi ini diikuti dengan 7 agenda Strategi Kebudayaan yang mengejawantahkan bagaimana pemajuan kebudayaan Indonesia ini dapat terlaksana, sebagai berikut :
- Menyediakan Ruang bagi Keragaman Ekspresi Budaya dan Mendorong Interaksi Budaya untuk Memperkuat Kebudayaan yang Inklusif.
- Melindungi dan Mengembangkan Nilai, Ekspresi Dan Praktik Kebudayaan Tradisional Untuk Memperkaya Kebudayaan Nasional.
- Mengembangkan dan Memanfaatkan Kekayaan Budaya untuk Memperkuat Kedudukan Indonesia di Dunia Internasional.
- Memanfaatkan Obyek Pemajuan Kebudayaan untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat.
- Memajukan Kebudayaan yang Melindungi Keanekaragaman Hayati dan Memperkuat Ekosistem.
- Reformasi Kelembagaan dan Penganggaran Kebudayaan untuk Mendukung Agenda Pemajuan Kebudayaan.
- Meningkatkan Peran Pemerintah Sebagai Fasilitator Pemajuan Kebudayaan.
KESIMPULAN DAN ANALISA
Kongres Kebudayaan Indonesia ini bagi kami Yayasan Duta Chakra Budaya merupakan acara yang sangat penting untuk dihadiri. Kongres ini mengingatkan kami kembali dan memperkuat visi kami dalam memperjuangkan kebudayaan di dalam pembangunan berkelanjutan. Dan tanpa disadari nenek moyang kami pun berangkat dari Kongres Kebudayaan ini dalam melahirkan cita-cita Indonesia yang merdeka adil dan makmur. Disini, sekarang, kami sesungguhnya hanya melanjutkan visi mereka dan membawa kebudayaan tidak hanya menjadi kunci pembangunan di Indonesia tetapi dibelahan dunia lainnya. Karena kami semakin sadari bahwa kebudayaan adalah semua nilai dan pengetahuan dari umat manusia.
Didasari dengan kesadaran diatas kami mengikuti Kongres ini dengan seksama. Kami juga memberikan masukan kepada tim penyusun Strategi Kebudayaan dengan menyerahkan buku-buku hasil penelitian kami dan beberapa artikel dari PBB tentang kebudayaan yang sudah menjadi kunci dalam Pembangunan Berkelanjutan. Dengan masukan ini kami mengharapkan bahwa Indonesia melalui KKI ini dapat berperan penuh dalam menentukan arah peradaban dunia sesuai tujuan Strategi Kebudayaan didalam UU nomor 5 tahun 2017.
Kami sadari memang masih banyak yang harus dibenahi dan dilakukan agar visi kebudayaan ini tercapai, tetapi kami akan terus mendorong pemajuan kebudayaan kearah yang sebenarnya, yang holistic, membangun manusia, komunitas, masyarakat, dan lingkungan yang berkelanjutan.
Adapun sedikit koreksi kami yaitu mengenai Budaya Bahari yang di masukan kedalam agenda No. 2, ayat a, yang berisi sebagai berikut :
a. Melindungi dan mengembangkan nilai-nilai budaya bahari yang menjadi watak kebudayaan bangsa Indonesia
i. Mengungkapkan nilai-nilai budaya bahari melalui kajian- terhadap berbagai sumber informasi, termasuk di dalamnya sepuluh obyek pemajuan kebudayaan dan cagar budaya.
ii. Merevitalisasi nilai-nilai budaya bahari agar dapat menjadi inspirasi dan rujukan (referensi) bagi kebijakan pembangunan bangsa Indonesia.
Dalam sisi pandang penelitian kami, benar memang adanya atau bahkan lahirnya Budaya bahari di tanah Nusantara, tetapi selain Budaya bahari, Budaya agrikultur, atau kami sebut sebagai Kebudayaan Masyarakat Darat juga ada atau bahkan lahir di tanah air ini. Maka dari itu alangkah lebih baik jika kedua Budaya ini dimasukan kedalam strategi pembangunan bangsa, karena negara harus benar-benar mengerti siapakan atau apakah Budaya masyarakatnya, terlebih Indonesia didirikan berdasarkan kebudayaan yang majemuk. Kami khawatir jika Budaya bahari saja yang disebutkan maka akan terjadi kecemburuan dengan Budaya lain, yang dapat mengakibatkan perpecahan dalam negara kesatuan. Bagi masyarakat berbudaya hal ini sangat penting karena seyogyanya kebudayaan manusia tidak diciptakan oleh manusia tetapi lahir dari interaksi manusia dengan alamnya, maka dari itu adanya masyarakat berkebudayaan agrikultur merupakan sesuatu yang tidak dapat dirubah oleh manusia, apalagi oleh pemerintah. Maka dari itu dalam merumuskan kebijakan pembangunan bangsa Indonesia hendaknya dimasukan nilai-nilai dari kedua akar Budaya tersebut yaitu Budaya Bahari dan Budaya Agrikultur, agar kesimbangan terjadi dan memberikan kebahagiaan kepada semua pihak.
Analisa kedua kami, adalah kurangnya pembahasan mengenai keterkaitan kongres ini dengan mandate PBB yang menyatakan bahwa kebudayaan adalah kunci dalam Pembangunan Berkelanjutan. Sesungguhnya jika hal ini dibahas lebih dalam di Kongres Kebudayaan Indonesia, maka bukan tidak mungkin kita masyarakat Indonesia yang berbudaya menjadi kunci dalam menentukan arah peradaban dunia dalam kerangka Pembangunan Berkelanjutan. Disinilah seharusnya peran aktif masyarakat Indonesia dalam menegakan perdamaian dunia, melalui Kebudayaan.
Kedua hal diatas adalah masukan kami untuk Kongres Kebudayaan Indonesia selanjutnya. Kendati demikian, Kongres ini saja sudah menjadi sarana yang sangat nyata dalam menentukan arah pembangunan masyarakat Indonesia. Memang terdapat berbagai kekurangan tetapi kesadaran yang tinggi akan pentingnya kebudayaan di Indonesia terlihat jelas dalam Kongres ini, mengesampingkan segala kepentingan golongan untuk melangkah maju menyongsong masa depan sesuai visi dan cita-cita para pendahulu bangsa ini.
Sebagai penutup, kami Yayasan Duta Chakra Budaya akan tetap berdiri untuk mendorong pemajuan kebudayaan di berbagai bidang termasuk ilmu pengetahuan dan pembangunan manusia berkualitas untuk mendukung terlaksananya Strategi Pemajuan Kebudayaan yang dicanangkan dan agar kebudayaan benar nyata menjadi kunci dalam Pembangunan Berkelanjutan di dunia. Dengan demikian, kami semakin yakin bahwa arah, visi dan misi kami ini sudah sesuai dengan landasan lahirnya Indonesia dan arah peradaban dunia. Maka dari itu kami mengajak semua pihak untuk turut serta mendorong diri sendiri, masyarakat dan lingkungan untuk menjunjung kebudayaan. Karena pada hakekatnya kebudayaan lah yang membuat umat manusia memiliki nilai keluhuran yang berbeda dengan makhluk hidup lainnya di muka Bumi.