Desa Sasak Ende, Lombok Tengah
Pada tanggal 13 November 2023, setelah menghadiri Seminar dan Workshop Manassa-UNESCO di Lombok kami menyempatkan untuk mengunjungi salah satu Desa Adat Sasak yang terkenal yaitu Desa Sasak Ende di Lombok Tengah.
Kami mengunjungi desa ini karena memiliki berbagai keunikan dan masih hidup dalam tradisi sasak yang sangat kuat. Hal ini dapat dilihat dari rumah-rumah adat yang masih digunakan sampai sekarang, kebiasaan melapisi lantai dengan campuran kotoran sapi, dan menenun kain dengan cara yang masih tradisional terjaga dengan baik. Pada kunjungan kali ini kami juga berkesempatan untuk melihat seni adu ketangkasan antar dua pemuda Bernama Tari Peresean. Tarian ini menampilkan dua pemuda melakukan adu ketangkasan dengan tongkat dan tameng. Tarian ini mulanya dimainkan oleh 2 remaja laki-laki yang saling adu kentangkasan dalam memainkan tongkat dan tamengnya, lalu dilanjutkan dengan 2 anak laki-laki yang juga mengadu ketangaksan menarikan Presean ini. Kedua tim tidak ada yang menang dan kalah |
Kami menyempatkan untuk melihat rumah-rumah adat di desa Sasak ini. Salah satu rumah yang kami masuki memiliki 3 ruangan yaitu ruang teras, dan didalamnya ada 2 ruangan yaitu ruangan dapur dan kamar. Selanjutnya kami juga bersama warga desa sama-sama melapisi lantai dengan kotoroan sapi yang menurut warga desa adalah lantai tidak hanya sebatas keperluan untuk merawat lantai rumah mereka agar terhindar dari keretakan atau untuk menangkal debu saja, tetapi sebagai tradisi ritual juga.
Setelah sama-sama melapisi lantai dengan kotoran sapi, kemi melanjutkan ke kegiatan selanjutnya yang biasa dilakukan Masyarakat Sasak yaitu menenun kain dengan cara tradisional. Kami mencoba ikut menenun kain cara tradisional ini sesuai arahan Mamak yang sedang menenun. Sebetulnya menenun cara tradisional ini cukup sulit dan dibutuhkan waktu sekitar 1 bulan untuk menenu satu kain dengan sangat baik.
Setelah sama-sama melapisi lantai dengan kotoran sapi, kemi melanjutkan ke kegiatan selanjutnya yang biasa dilakukan Masyarakat Sasak yaitu menenun kain dengan cara tradisional. Kami mencoba ikut menenun kain cara tradisional ini sesuai arahan Mamak yang sedang menenun. Sebetulnya menenun cara tradisional ini cukup sulit dan dibutuhkan waktu sekitar 1 bulan untuk menenu satu kain dengan sangat baik.
Selesai dengan kegiatan menenun ini kami diajak berkunjung ke toko tempat mereka menjual berbagai souvenir khas desa Sasak Sade ini diantaranya seperti kain-kain hasil tenun, berbagai kerajinan tangan seperti sandal, tas topi dan alin sebagainya. Mereka mengatakan hasil penjualan dari toko ini dibagi rata kepada semua penduduk desa.
Terakhir kami sempat berfoto dengan anak-anak dari Desa Sasak Sade ini sebagai kenangan kedatangan kami mengunjungi Desa ini. Yang kami sangat tertarik dengan slogan Tatas, Tuhu, Trasne yang tertulis di pintu masuk Desa Sasak Ende ini. Tatas, Tuhu, Trasne bermakna sangat dalam yang kami telusuri adalah sebagai beirkut:
1. Tatas
Mampu, arif, bijaksana, memiliki pengetahuan dan cara pandang yang berwawasan luas serta jauh ke depan
2. Tuhu
Rajin bekerja, dinamis dalam bekerja, ulet, sungguh - sungguh dan tidak mengenal putus asa dan memiliki kemauan menjalankan tugas.
3. Trasne
Memiliki budi pekerti luhur jiwa kasih sayang terhadap sesama, patuh kepada ibu bapak termasuk pada guru dan pemimpin (pemerintah) serta kepada masyarakat dan bangsa.*
*http://lalurestandi7.blogspot.com/2013/08/makna-semboyan-tatas-tuhu-trasne.html
KESIMPULAN
Kami sebagai Yayasan yang berbasis penelitian kebudayaan sangat senang sekali dapat mengunjungi dan bersosialisasi dengan Masyarakat adat dimanapun berada. Terutama di Lombok Masyarakat Adat Sasak sangat beragam kali ini kami mengunjungi Desa Sasak Ende, di Lombok Tengah.
Masyarakat Desa Sasak Ende masih memegang adat istiadatnya dan hidup dengan suasana tradisi yang kental. Mulai dari rumah adat, pakaian adat dan makanan lokalnya yang memiliki ciri khas daerahnya. Walaupun mereka memegang teguh tradisi mereka pun mengikuti kemajuan seperti menggunakan HP dan anak-ananya bersekolah seperti anak-anak lainnya. Menariknya adalah kemajuan itu adalah untuk tetap menjadi budayanya lebih kuat. Tak dapat dipungkiri wisata turis menjadi salah satu pemasukan bagi desa ini.
Dengan kunjungan ke Desa Sasak Ende ini kami dapat mengenal dan lebih memahami Masyarakat Sasak Ende serta tradisi budayanya yang masih mereka pegang erat hingga hari ini. Hal ini dapat menjadi inspirasi kami dalam melakukan riset dalam menemukan cara-cara mempertahankan tradisi dengan kuat seperti Masyarakat Sasak Ende ini.
Terima kasih kepada semua pihak yang membantu kami dalam mengunjungi Desa Sasak Ende ini. Semoga kelestarian Desa Adat Sasak Ende ini dapat terjaga, sekaligus kesejahteraan masyarakatnya dapat lebih ditingkatkan.
November, 2023
Terakhir kami sempat berfoto dengan anak-anak dari Desa Sasak Sade ini sebagai kenangan kedatangan kami mengunjungi Desa ini. Yang kami sangat tertarik dengan slogan Tatas, Tuhu, Trasne yang tertulis di pintu masuk Desa Sasak Ende ini. Tatas, Tuhu, Trasne bermakna sangat dalam yang kami telusuri adalah sebagai beirkut:
1. Tatas
Mampu, arif, bijaksana, memiliki pengetahuan dan cara pandang yang berwawasan luas serta jauh ke depan
2. Tuhu
Rajin bekerja, dinamis dalam bekerja, ulet, sungguh - sungguh dan tidak mengenal putus asa dan memiliki kemauan menjalankan tugas.
3. Trasne
Memiliki budi pekerti luhur jiwa kasih sayang terhadap sesama, patuh kepada ibu bapak termasuk pada guru dan pemimpin (pemerintah) serta kepada masyarakat dan bangsa.*
*http://lalurestandi7.blogspot.com/2013/08/makna-semboyan-tatas-tuhu-trasne.html
KESIMPULAN
Kami sebagai Yayasan yang berbasis penelitian kebudayaan sangat senang sekali dapat mengunjungi dan bersosialisasi dengan Masyarakat adat dimanapun berada. Terutama di Lombok Masyarakat Adat Sasak sangat beragam kali ini kami mengunjungi Desa Sasak Ende, di Lombok Tengah.
Masyarakat Desa Sasak Ende masih memegang adat istiadatnya dan hidup dengan suasana tradisi yang kental. Mulai dari rumah adat, pakaian adat dan makanan lokalnya yang memiliki ciri khas daerahnya. Walaupun mereka memegang teguh tradisi mereka pun mengikuti kemajuan seperti menggunakan HP dan anak-ananya bersekolah seperti anak-anak lainnya. Menariknya adalah kemajuan itu adalah untuk tetap menjadi budayanya lebih kuat. Tak dapat dipungkiri wisata turis menjadi salah satu pemasukan bagi desa ini.
Dengan kunjungan ke Desa Sasak Ende ini kami dapat mengenal dan lebih memahami Masyarakat Sasak Ende serta tradisi budayanya yang masih mereka pegang erat hingga hari ini. Hal ini dapat menjadi inspirasi kami dalam melakukan riset dalam menemukan cara-cara mempertahankan tradisi dengan kuat seperti Masyarakat Sasak Ende ini.
Terima kasih kepada semua pihak yang membantu kami dalam mengunjungi Desa Sasak Ende ini. Semoga kelestarian Desa Adat Sasak Ende ini dapat terjaga, sekaligus kesejahteraan masyarakatnya dapat lebih ditingkatkan.
November, 2023